Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Selasa, 12 April 2011

Tekanan Darah


Tekanan darah ialah tekanan yang dikenakan terhadap pembuluh arteri semasa peredaran darah yang disebabkan oleh denyutan jantung. Tekanan darah ada dua ukuran dan biasanya dirakam seperti berikut :- 120 / 80 mmHg.
  • Nombor atas (120) : Menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung. Ia dipanggil tekanan sistolik.
  • Nombor bawah (80) : Menunjukan tekanan semasa jantung berehat di antara pengepaman. Ia dipanggil tekanan diastolik.
Masa yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah semasa kita rehat dan dalam keadaan duduk atau baring.

Kadar tekanan darah tidak sama sepanjang masa. Ia sering berubah-ubah mengikut keperluan badan kita. Jika tekanan darah kita tinggi, doktor kita akan memeriksa semula tekanan darah kita untuk beberapa kali bagi menentukan kadar tekanan darah kita yang sebenar.

Jika kadar tekanan darah sentiasa lebih tinggi daripada kadar biasa untuk suatu jangkamasa yang lama, maka keadaan ini dikenali sebagai tekanan darah tinggi (hypertension).
  • Tekanan darah optima : 130 / 80 mmHg. Ini nilai ukuran yang ideal dan sihat.
  • Tekanan darah tinggi : Lebih daripada 130 / 85 mmHg. Misalnya, jika tekanan melebihi 180 / 110 mmHg. Kadar tekanan darah kita adalah terlalu tinggi.
  • Tekanan darah rendah: Kurang daripada 130 / 75 mmHg.
Kita selalunya tertipu dengan darah tinggi. Tekanan darah tinggi kebiasaannya tidak menunjukkan sebarang tanda dan gejala. Kita mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan pada masa yang sama merasa diri kita sihat. Hanya satu cara untuk mengetahui sama ada kita menghidap darah tinggi atau tidak adalah dengan memeriksa tekanan darah kita secara berkala.

Apa risiko tekanan darah tinggi ? Jika tekanan darah kita kekal tinggi, ia boleh menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung, angin ahmar, kegagalan jantung atau kerosakan buah pinggang.

Tekanan darah rendah (hypotension) pula adalah keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi. Tekanan darah kita yang sememangnya berbeza perlukan perhatian kerana ia membabitkan kawalan utama otak, jantung, buah pinggang dan ransangan di dalam salur darah.
Kebiasaannya orang yang selalu dikaitkan dengan penyakit tekanan darah rendah adalah dari golongan atlit dan pengamal diet. Mereka jarang terdedah kepada beberapa jenis penyakit seperti: stroke, penyakit jantung, penyakit pada mata atau pengerasan dan penyempitan pada pembuluh darah.
Tanda-tanda awal pesakit darah rendah ialah seperti: cepat lelah, pening kepala ketika posisi badan berubah, sukar untuk berkonsentrasi, mata berkunang-kunang, mual, kulit berasa dingin, pucat dan lembap; pernafasan cepat dan pendek, depresi serta cepat haus.

Jika tekanan darah normal atau optima (130 / 80 mmHg), kita perlu terus mengawal tekanan darah kita, dengan cara :
  • Memeriksa tekanan darah kita secara berkala - 2 kali setahun jika kadarnya normal.- Lebih kerap jika didapati kadarnya tinggi atau jika kita mempunyai ahli keluarga mengidap darah tinggi, angin ahmar atau serangan jantung.
  • Tidak merokok. Nikotin dari asap rokok akan memasuki darah dan menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat. Nikotin juga menyempitkan saluran salurnadi halus dan memaksa jantung mengepam lebih kuat.
  • Makan secara sihat, dengan mengurangkan pengambilan garam dan lemak. Garam berlebihan di dalam darah boleh menyebabkan lebih banyak air terpaksa disimpan di dalamnya. Ini akan meningkatkan tekanan darah. Lemak berlebihan akan terkumpul di sekeliling dinding salurnadi dan menjadikannya tebal dan kejang.
  • Kekalkan berat badan unggul.
  • Bersenam secara berkala.
  • Elakkan pengambilan alkohol.
Jika kita menghidap tekanan darah tinggi, ikuti langkah-langkah berikut:
  • Makan ubat secara berkala seperti yang dinasihatkan.
  • Jangan berhenti makan ubat tanpa nasihat doktor/pegawai farmasi.
  • Jumpa doktor secara berkala bagi mengawal tekanan darah kita.
Sumber : G:\data Ms.Word\materi kuliahQ

Senin, 11 April 2011

Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

Visi & Misi Organisasi

VISI
Satu-satunya wadah yang mandiri, berdaya saing, mempunyai wewenang Pengesahan kepada bidan, lembaga pendidikan dan pengawasan mutu pelayanan dalam mendukung berhasilnya kiprah profesionalisme bidan Indonesia.
Misi
Mewujudkan organisasi IBI yang mandiri, berdaya saing dan mampu meningkatkan profesionalisme Bidan Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
IBI mempunyai tujuan dan fokus yang berguna bagi masyarakat umum.
  1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa
  2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga.
  3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
  4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Sejarah Organisasi

Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia.

Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan Kongres di luar pulau Jawa, yaitu di kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga didahului dengan pertemuan ICM Regional Meeting for Western Pacific yang dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Zealand, Phillipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1986 IBI secara organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh Bidan Praktek Swasta melalui BKKBN.

Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan 1,703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772 orang. Jumlah anggota ini meningkat dengan pesat setelah dilaksanakannya kebijakan Pemerintah tentang Crash Program Pendidikan Bidan dalam kurun waktu medio Pelita IV sampai dengan medio Pelita VI


Sejarah IBI ::  
Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia.

Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan Kongres di luar pulau Jawa, yaitu di kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga didahului dengan pertemuan ICM Regional Meeting for Western Pacific yang dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Zealand, Phillipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1986 IBI secara organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh Bidan Praktek Swasta melalui BKKBN.

Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan 1,703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772 orang. Jumlah anggota ini meningkat dengan pesat setelah dilaksanakannya kebijakan Pemerintah tentang Crash Program Pendidikan Bidan dalam kurun waktu medio Pelita IV sampai dengan medio Pelita VI 

Sumber : G:\data Ms.Word\materi kuliahQ